Jakarta
-Perusahaan-perusahaan rintisan (startup) makin menarik bagi para
pencari kerja. Sistem kerja yang dinamis jadi faktor menarik bagi mereka
yang berjiwa muda. Tak hanya itu, secara finansial pun startup tak
kalah menjanjikan ketimbang korporat.
Sayangnya, status rintisan itu tak menjadikan startup lebih mudah dimasuki. “Startup justru lebih selektif karena sumberdaya manusia adalah kunci keberhasilan mereka,” kata Ken Ratri Iswari, pendiri konsultan rekruitmen untuk perusahaan di bidang teknologi GeekHunter di Balai Kartini, Kamis 12 November 2015.
APA ITU STARUP DAN PENGERTIANNYA TENTANG BISNIS STARUP SILAKAN SIMAK ARTIKEL DI STARUP INDONESIA
Sayangnya, status rintisan itu tak menjadikan startup lebih mudah dimasuki. “Startup justru lebih selektif karena sumberdaya manusia adalah kunci keberhasilan mereka,” kata Ken Ratri Iswari, pendiri konsultan rekruitmen untuk perusahaan di bidang teknologi GeekHunter di Balai Kartini, Kamis 12 November 2015.
APA ITU STARUP DAN PENGERTIANNYA TENTANG BISNIS STARUP SILAKAN SIMAK ARTIKEL DI STARUP INDONESIA
Ken mencontohkan, startup akan langsung menolak kandidat yang kurang
“menonjol”. Banyak pelamar berasal dari kampus yang sama, dengan nilai
yang relatif sama, namun tiap orang pasti memiliki pengalaman atau
prestasi sendiri. “Memiliki pengalaman berorganisasi atau memenangkan
sebuah kompetisi bisa jadi pertimbangan memilih seorang kandidat,”
katanya.
Selanjutnya adalah soal bagaimana menampilkan prestasi itu dalam
curriculum vitae (CV). Menurut Ken, waktu yang dimiliki oleh perekrut
perusahaan tidak banyak, sementara lamaran yang datang bisa ratusan.
“Maka, CV wajib dibuat menarik,” ujarnya.
Bukan hanya soal tampilan, yang penting diperhatikan dalam membuat CV
adalah bagaimana menampilkan informasi yang relevan. Ken menceritakan
bahwa banyak calon karyawan yang memasukkan informasi yang tidak penting
untuk perusahaan, seperti jenis kelamin (sudah ada di foto), agama, dan
lainnya.
Selain itu, CV-mu juga harus ditulis secara lengkap, namun tidak
berlebihan. “Banyak pelamar kerja yang hanya membuat daftar pengalaman
tanpa menjelaskan lebih lanjut apa yang dilakukannya dalam posisi
tersebut,” tuturnya.
Yang tak kalah penting adalah bagaimana pelamar menampilkan dirinya
di dunia maya. Ingat, startup adalah perusahaan yang bergerak di sektor
teknologi informasi. Ken mencontohkan, kandidat yang terlalu banyak
mengeluhkan pekerjaan di media sosial akan dicoret oleh perekrut.
“Jagalah agar twitter atau facebook terlihat profesional,” katanya.
Post A Comment:
0 comments: