Surabaya - Seenak-enaknya jajanan di luar, makanan ibu di rumah selalu bikin kangen. Masakan rumahan yang sederhana diakui terasa lebih enak dibandingkan racikan chef di restoran mahal. Sayangnya, sentuhan ibu-ibu itu tidak mudah ditemui berjualan di luar rumah. Untuk menjembataninya, 5 pemuda finalis program Startup Sprint Surabaya, yakni Andree Wijaya, Elisabeth Be, James Junian Lie, dan Christian Effendy Putra membuat aplikasi bernama Masaku.id.

“Ide awalnya ialah bagaimana membantu ibu-ibu rumahan yang ingin berjualan paruh waktu alias part-time,” kata CEO Masaku.id, Andree Wijaya, saat ditemui di Forward Factory Spazio, Senin, 4 Januari 2015. Masaku ingin memudahkan ibu rumah tangga yang ingin menjual masakan rumahan yang higienis dan murah.

Platform ini, kata Andree, memang diperuntukkan bagi mereka yang ingin berjualan makanan secara paruh waktu. Alasannya agar para ibu dapat mengatur waktunya dan tak perlu takut dagangan tak laku. “Kami buat sistem preorder untuk tanggal berapa. Nanti Masaku yang akan mengambil dan mengantarkannya ke pemesan.”

Sistem preorder itu pula yang membedakan Masaku dengan aplikasi layanan pesan antar makanan lainnya. Dengan mempercayakan pengiriman dan pengaturan pesanan pada Masaku, si ibu dapat berfokus pada produksi. “Ibu-ibu enggak perlu pusing mempekerjakan kurir. Biar kami yang mengatur pengiriman,” ujarnya.

 APA ITU STARUP DAN PENGERTIANNYA TENTANG BISNIS STARUP SILAKAN SIMAK ARTIKEL DI STARUP INDONESIA

Tak hanya mengantarkan pesanan, tapi tim Masaku juga berupaya mengedukasi para penjual dari pengemasan makanan agar menarik sampai kebersihannya. Masaku bahkan melakukan pengecekan langsung (spot checking) agar standar kebersihan dipenuhi ibu-ibu tersebut. Tujuannya agar penjualan semakin meningkat dan konsumen semakin percaya.

Aplikasi Masaku itu digodok selama penyelenggaraan program kompetisi Startup Sprint Surabaya pada Mei 2015. Bulan Oktober-November 2015 digunakan untuk membuat purwarupa aplikasi, lalu diluncurkan pada awal Desember 2015. Sejak peluncuran, kini terdapat 40 penjual aktif dari 108 penjual yang terdaftar di Masaku.id.

"Aplikasi sudah bisa diunduh di Google Playstore dan App Store. Yang download sudah sekitar 200 dan pemesanan mencapai 120 pesanan padahal baru sebulan diluncurkan,” ujar James. Hanya dengan biaya Rp 10 ribu, Masaku siap mengantar pesanan ke penjuru Surabaya dan hanya menarik komisi 15 persen dari setiap transaksi pembelian.

James mengatakan puluhan ibu di Masaku sebagian besar memang menjual masakan rumahan dengan resep selera Nusantara, seperti nasi campur, nasi krawu khas Gresik, pentol, bahkan nasi pepes. Pihaknya bercita-cita kelak Masaku tak hanya melayani masyarakat Surabaya. “Mimpinya orang enggak perlu jauh-jauh travelling untuk merasakan cita rasa Indonesia.”

Andree yang lulusan Nanyang Technological University di Singapura itu menambahkan, peluang anak-anak muda untuk menggeluti bisnis startup masih besar. “Yang penting jangan sembarangan bikin aplikasi. Harus pakai hati,” ujarnya mengingat pesan para mentor di Startup Sprint Surabaya. Di samping mengasah kemampuan berinovasi, startup menuntut penyelesaian masalah di masyarakat.

Tiga besar finalis Startup Sprint Surabaya itu kini tengah menjalani putaran kompetisi terakhir pada Rabu, 6 Januari mendatang. Di antara tim Masaku, Reblood, dan Riliv, akan dipilih satu tim pemenang yang berhak diberangkatkan ke pusat teknologi startup, Silicon Valley, San Fransisco, Amerika Serikat.
Axact

KAOS DISTRO

KAOS DISTRO adalah blog membahas tentang cara pembuatan Kaos Distro sampai bagaimana cara menjual Kaos Distro Online maupun offline, Silakan cari arti www.kaosdistro.web.id..Terima Kasih telah berkunjung di blog sederhana ini, Jika antum PRODUSEN KAOS DISTRO MAU KERJASAMA SILAKAN KONTAK NO TLP YANG ADA DI WWW.KAOSDISTRO.WEB.ID

Post A Comment:

0 comments: