Surabaya – Sampai bulan Oktober, pemerintah pusat
mengeluarkan paket kebijakan ekonomi I hingga III untuk memperkuat
perekonomian Indonesia. Dalam paket kebijakan itu, pemerintah masih
fokus pada tiga hal, yakni penurunan harga bahan bakar minyak (BBM),
listrik, dan gas; perluasan penerima kredit usaha rakyat (KUR); dan
penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan penanaman modal.
“Sekarang yang pertama tentu iklimnya dulu, baru setelah itu masuk ke arah wirausahanya. Ya iklim market confidence-nya
dulu,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di sela
acara penutupan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XIX di
Surabaya, Jumat, 9 Oktober 2015.
Paket kebijakan ekonomi untuk start-up, menurut Darmin, sudah
dipersiapkan. “Sudah ada sih, tapi belum banyak. Itu saja (paket
kebijakan ekonomi I sampai III), nanti kalau sudah ke area itu,”
ujarnya.
Sebelumnya dia mengakui, pemerintah belum optimal menaruh perhatian pada bisnis pemula. “Kemarin pemerintah mencoba memfasilitasi lahirnya kembali sektor industri manufaktur. Yang agak kurang belakangan ini adalah mendukung lahirnya bisnis start-up para usahawan baru,” katanya seusai acara Seminar Perkuatan Sektor Industri Manufaktur atau Processing, kemarin.
Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani mengatakan, selama ini start-up dinilai kurang menarik untuk menerima skema pembiayaan oleh perbankan. “Kurang bankable sehingga modal ventura yang paling cocok untuk modal startup,” katanya.
APA ITU STARUP DAN PENGERTIANNYA TENTANG BISNIS STARUP SILAKAN SIMAK ARTIKEL DI STARUP INDONESIA
Sebelumnya dia mengakui, pemerintah belum optimal menaruh perhatian pada bisnis pemula. “Kemarin pemerintah mencoba memfasilitasi lahirnya kembali sektor industri manufaktur. Yang agak kurang belakangan ini adalah mendukung lahirnya bisnis start-up para usahawan baru,” katanya seusai acara Seminar Perkuatan Sektor Industri Manufaktur atau Processing, kemarin.
Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aviliani mengatakan, selama ini start-up dinilai kurang menarik untuk menerima skema pembiayaan oleh perbankan. “Kurang bankable sehingga modal ventura yang paling cocok untuk modal startup,” katanya.
APA ITU STARUP DAN PENGERTIANNYA TENTANG BISNIS STARUP SILAKAN SIMAK ARTIKEL DI STARUP INDONESIA
Sebab, modal ventura menempatkan dana sampai jangka waktu tertentu
sehingga memang tak cocok jika dibandingkan dengan kredit perbankan.
Oleh karena itu, modal ventura perlu didirikan oleh BUMN besar.
“Tujuannya supaya menjadi modal dari start-up daripada diambil oleh asing. Selama ini kan, kebanyakan asing. Contoh yang paling top diperoleh Go-Jek dan beberapa persen sudah dimiliki Northstar,” kata Aviliani.
Ini berarti peluang startup lebih banyak ditangkap oleh pemodal asing. “Sekarang start-up lebih banyak diambil asing karena mereka sudah melihat bisnisnya, terutama karena berbasis IT (teknologi informasi),” ujarnya.
“Tujuannya supaya menjadi modal dari start-up daripada diambil oleh asing. Selama ini kan, kebanyakan asing. Contoh yang paling top diperoleh Go-Jek dan beberapa persen sudah dimiliki Northstar,” kata Aviliani.
Ini berarti peluang startup lebih banyak ditangkap oleh pemodal asing. “Sekarang start-up lebih banyak diambil asing karena mereka sudah melihat bisnisnya, terutama karena berbasis IT (teknologi informasi),” ujarnya.
Post A Comment:
0 comments: